Category: Berita



TEMPO Interaktif, Jakarta – Sejumlah orang yang pernah menjadi anak buah Muhammad Nazaruddin di kantor perusahaannya memberi kesaksian adanya uang miliaran rupiah yang diantar ke lokasi Kongres Partai Demokrat di Hotel Aston, Bandung. Dede S., pegawai alih daya (outsourcing) keamanan di kantor Nazaruddin, kepada Tempo mengaku ikut dalam rombongan yang mengantarkan uang itu.

“Saya ada di mobil boks bersama 14 kardus berisi uang rupiah yang dibawa ke Aston,” ujar dia kepada Tempo di sebuah pusat belanja di Bekasi, Jawa Barat, Sabtu lalu.

Pegawai alih daya di bawah manajemen Swatantra ini menuturkan, uang yang dibawa ke Aston pada 21 Mei 2010 itu dikemas dalam 19 kardus–lima kardus di antaranya dolar Amerika Serikat.

Sebelumnya, dari tempat persembunyiannya, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M. Nazaruddin menuding kemenangan Anas Urbaningrum dalam kongres di Bandung karena adanya dukungan uang US$ 20 juta (sekitar Rp 170 miliar). Menurut Nazaruddin, uang untuk operasional kongres itu adalah fee atau komisi proyek Hambalang yang jumlahnya Rp 50 miliar. Dalam berbagai kesempatan, Anas Urbaningrum membantah tudingan Nazar tersebut.

Dede mengaku tidak tahu asal-muasal uang itu. Dia menegaskan hanya bertugas mengantar dan menjaga kardus berisi uang tersebut. Meski begitu, Dede mengetahui siapa saja orang-orang yang mengambil uang di kamar nomor 10 Hotel Aston itu. Dia menyebut Nuril Anwar, anggota staf Nazaruddin, yang pertama kali muncul dan memintanya melalui Yulianis, anggota staf keuangan Nazaruddin. Selain itu, ada anggota staf Nazaruddin yang lain.

Setiap duit yang keluar, menurut Dede, akan dimintakan paraf oleh Yulianis di kertas sebagai bukti uang keluar. Jumlah yang diminta pun beragam. Ada yang US$ 10 ribu, US$ 100 ribu, dan Rp 650 juta. Mereka meneken di kertas itu di meja di depan kamar. “Saya duduk di sofa di kamar. Jarak sofa dengan meja itu dekat,” ujar Dede.

Kesaksian ini didukung Jauhari, rekan Dede, yang juga ikut menjaga dan mengangkut kardus ke kamar. “Saya pernah diminta Yulianis menghitung uang itu,” ujarnya.

Aan, sopir Nazaruddin, mengatakan tim ke Bandung itu berangkat dari kantor bosnya di Tower Permai, kawasan Warung Buncit, Jakarta Selatan. “Mereka berangkat dengan tiga mobil,” kata Aan kepada majalah Tempo pekan ini. Namun, menurut Dede, Aan tidak ikut dalam rombongan itu.

Nuril, yang ditemui Tempo pada Rabu pekan lalu, terlihat berkaca-kaca ketika melihat salinan kuitansi yang ditunjukkan kepadanya. Namun ia menyangkal anggapan bahwa tanda tangan yang tertera di dalam kuitansi-kuitansi itu miliknya. “Saya tahu siapa yang memalsukannya: Nazar,” ujarnya.

Namun Ketua Demokrat Cilacap Tridianto mengatakan dia dititipi duit oleh Nazaruddin untuk 29 dewan pimpinan cabang Demokrat se-Jawa Tengah melalui Nuril. “Nuril menitipkan duit ke saya di hotel di sebelah Hotel Aston sekitar satu hari sebelum kongres,” ujar dia, Ahad 31 Juli 2011.

 

Wow! Prancis Berikan Duit Senilai Rp 2,1 T ke Pemberontak Libya
Foto: AFP
Paris – Pemerintahan Prancis memberikan uang sebesar USD 259 juta (senilai Rp 2,1 triliun) kepada para pemberontak di Libya. Namun, duit sebesar itu bukan bantuan dari Prancis, melainkan berasal dari pembekuan dana yang sebelumnya dimiliki oleh sang otoriter Muammar Khadafi.

“NTC (Dewan Transisi Nasional) akan dapat menggunakan dana ini untuk membeli kebutuhan yang bersifat kemanusiaan,” kata Menteri Luar Negeri Prancis, Alain Juppe, dalam pernyataannya seperti dilansir AFP, Selasa (2/8/2011).

Setelah pertemuan dengan Menlu, Duta besar baru NTC untuk Paris, Mansur Saif al-Nasr, mengatakan, “Ini adalah dana milik rakyat Libya yang akan digunakan untuk membeli makanan dan obat.”

Gerakan pemberontakan Libya menempatkan duta besarnya di Paris dan London Kamis lalu untuk memformalisasi hubungan dengan sekutu utamanya itu. Tujuannya tak lain adalah untuk bersama-sama menjatuhkan Khadafi dari kekuasaan di Tripoli.

Prancis dan Inggris mengambil bagian dari serangan terkoordinasi NATO ke aset-aset militer Khadafi. Paris adalah negara luar pertama yang secara formal mengakui pemberontak sebagai penguasa sah negara itu.

Selasa, 2 Agustus 2011 12:26 wib

Marzuki Alie (Foto: Runi Sari/okezone)

Marzuki Alie (Foto: Runi Sari/okezone)

JAKARTA – Penolakan terhadap usulan penggalangan mosi tidak percaya kepada Ketua DPR Marzuki Alie juga diungkapkan Fraksi Gerindra. Gerindra menilai wacana yang diusulkan politikus Partai Golkar Bambang Soesatyo, terlalu berlebihan.

“Terlalu berlebihan untuk mengajukan mosi tidak percaya kepada Ketua DPR Marzuki Alie hanya karena ucapannya yang tidak pas dengan kesadaran politik masyarakat tentang KPK dan koruptor,” kata juru bicara Fraksi Gerindra Martin Hutabarat, saat dihubungi wartawan, Selasa (2/8/2011).

Kendati begitu, Gerindra tetap mengingatkan Marzuki agar berhati-hati memberikan pernyataan kepada media massa. Alasannya, posisi Marzuki sebagai pimpinan lembaga tinggi negara yang menjadi sorotan publik.

“Fraksi kami sedang mempertimbangkan apa pas mengirim surat peringatan tentang hal ini kepada pimpinan DPR,” ujarnya.

Selain itu, Gerindra menyarankan dilakukannya evaluasi terhadap staf ahli ketua DPR yang dinilai tidak bekerja optimal.

“Sehingga berkali-kali Ketua DPR tidak pas bicaranya. Kita perlu menjaga kredibilitas DPR ini ke depan,” katanya.

Selasa, 5 Juli 2011 03:26 wib

BALIKPAPAN– Forum Komunikasi Suku Asli Kalimantan Bersatu memberikan batas akhir kepada Pemkot Balikpapan untuk memberikan keputusan pembubaran Ormas Brigade La Galigo dalam waktu 3 x 24 jam.

Mereka menolak keberadaan La Galigo karena merupakan ormas kesukuan yang dinilai dapat menimbulkan kecemburuan dan perpecahan yang dikhawatirkan pada konflik etnis.

Dalam pertemuan dengan Muspida Balikpapan dan perwakilan Forum yang dihadiri Bayer Gabril dan Yahya Ibung Kepala adat Tunjung Benuak Kutai Barat serta perwakilan lainya belum diputuskan soal permintaan forum yang ingin membubarkan La Galigo.

“Kita minta kepada pemkot  untuk membubarkan ormas La Galigo. Selama itu masih ada perjuangan kita tidak berhenti disini. Kita akan datang lagi tanpa adat. Kita akan membuat Balikpapan mencekam,” ancam Jubir Forum Bayer Gabril, Senin (4/7/2011).

Menurut Gabril, pihaknya saat ini masih memegang adat dan aturan yang berlaku umum untuk menjaga situasi kota Balikpapan tetap kondusif dan terkendali. “Tapi kalau tidak ada keputusan, mereka tidak keluar dari Kaltim. Maka itu menjadi tanggungjawab mereka. Keamanan Balikpapan ditentukan oleh mereka,” tandasnya.

Massa juga melakukan pemotongan seekor ayam jago yang dilakukan diatas mobil terbuka tempat mereka orasi. bangkai ayam itu kemudian dilemparkan ke arah gedung DPRD yang dijaga ketat oleh ratusan personel dari Brimob Polda Kaltim.

Sejumlah anggota forum juga melakukan perusakan baliho bergambar ketua DPRD Balikpapan Andi Burhanuddin Solong yang juga Ketua Dewan Penasehat La Galigo. Baliho yang terpasang di pintu masuk gedung DPRD dirobek oleh massa.

Dalam aksinya ratusan orang tersebut juga menutup jalan utama Jendral Sudirman dua ruas sehingga polisi mengalihkan kendaraan ke arah lain. Situasi ini membuat jalan utama di Balikpapan mengalami kemacetan dan kondisi ini juga dialami seperti di jalan ARS Muhammad, jalan Tanggungpura, hingga jalan kompleks Pertamina.
(ugo)

Foto : Bocah nakal Malaysia (ANN)

Foto : Bocah nakal Malaysia (ANN)
JOHOR BARU – Sebanyak 33 bocah sekolah yang nakal dikirim ke kamp motivasi, mereka pun terkejut saat melihat kamp tersebut berada di Penjara Kluang, Malaysia.

Para siswa dari SMK Bandar Baru Uda mengklaim, dirinya diperlakukan seperti narapidana, rambut mereka pun dicukur botak saat berada di kamp motivasi tersebut.

Salah satu siswa Syed Amirulkhir Syed Khadit yang berusia 16 tahun menyatakan, dirinya dihajar oleh salah satu petugas.

“Ada memar di belakang leher saya,” ujar Syed sambil menunjukkan memar yang berada di tubuhnya, seperti dikutip The Star, Selasa (2/8/2011).

Syed menambahkan, guru Syed sebelumnya menyatakan pada muridnya yang bermasalah bahwa mereka akan menjalani kursus motivasi.

“Mereka mengatakan bahwa kami akan ditempatkan di hotel, namun kami terkejut ketika dibawa ke penjara. Barang-barang kami, termasuk di antaranya ponsel dan dompet diambil oleh petugas. Kami diperintahkan untuk mengenakan seragam putih dan mencukur habis rambut kami satu sama lain,” ujar Syed.

Selain Syed, Firdaus Mohammad yang berusia 16 tahun juga mengalami kesengsaraan dalam kamp tersebut. Firdaus diperintahkan untuk bangun pada pukul 04.30 pagi dan melakukan sit-up, push-up serta squat.

“Kami diperlakukan seperti seorang tahanan dan bahkan satu orang petugas mengancam akan menggunakan pengejut listrik terhadap kami,” ujarnya.

Para bocah nakal tersebut hanya diberikan nasi dan roti setiap harinya. Mereka tidur di atas matras dan tidak diperbolehkan menyalakan kipas angin. Meski mereka didampingi oleh guru-gurunya, para guru sama sekali tidak ikut campur dalam kursus motivasi tersebut.(rhs)